BAB I
PENDAHULUAN
Protein
adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah
air. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah adalah
protein.
Protein
(berasal dari kata protos dari bahasa yunani yang berarti “ yang paling utama”)
adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptide.
Molekul
protein mengandung karbon, hydrogen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu
dari biomolekul raksasa,
selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul
yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun1838.
Biosintesis protein alami sama
dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi
menjadi RNA,
yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom.
Sampai tahap ini, protein masih
"mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui
mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh
secara biologi.
è STRUKTUR PROTEIN
Struktur
protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat
satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat):
1. Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida (amida). Frederick
Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode
penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang
mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih
pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik.
Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan
bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut
memicu mutasigenetik.
2. Struktur sekunder protein adalah struktur tiga
dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan
oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur
sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
a.
alpha
helix (α-helix,
"puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral
b.
beta-sheet (β-sheet,
"lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan
tiol (S-H)
c.
beta-turn, (β-turn,
"lekukan-beta")
d.
gamma-turn, (γ-turn,
"lekukan-gamma").
3. Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka
ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.
Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpaikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer,
atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
è FUNGSI DAN SUMBER PROTEIN
FUNGSI
|
JENIS
|
CONTOH
|
Katalik
|
Enzim
|
Katalase pepsin
|
Structural
|
Protein strutural
|
Kalogen (pengikat jaringan dan tulang, elastin, keratin
(rambut, kulit)
|
Motil (mekanik)
|
Protein kontraktil
|
Aktin, miosin (otot)
|
Penyimpanan (dari zat makanan)
|
Protein angkutan
|
Kasein (susu), ovalbumin (telur), feritin (penyimpan besi)
|
Pengangkutan (dari zat makanan)
|
Protein angkutan
|
Albumin serum (asam lemak), hemoglobin (oksigen).
|
Pengatur (dari metabolisme sel)
|
Protein hormon
Enzim pengatur |
Insulin
Fosfofruktokinase |
Perlindungan (kekebalan, darah)
|
Protein penggumpal
|
Imun globulin
Trombin, fibrinogen |
Tanggap toksik
|
Protein toksik
|
Toksin bakteri
|
Sumber
tabel : Repulika
Company, Kwasiorkor, Republika Online, http://www.republika.co.id
Fungsi
Protein berkisar dari katalitik dalam hal enzim hingga toksik dalam hal racun
bakteri. Tabel berikut memperlihatkan beberapa jenis utama protein dan
fungsinya.
è SUMBER PROTEIN
Bahan
makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu,
seperti telur, susu, daging unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati
adalah kacang kedelai dan hasilnya seperti tempe dan tahu serta kacang-kacangan
yang lainnya.
è ASAM AMINO
Asam amino terdiri atas atom karbon
yang terikat pada saatu gugus karboksil (- COOH), satu gugus amino (- NH2),
satu gugus hidrogen (- H) dan satu gugus radikal (- R) atau rantai cabang.
Pada umumnya, asam amino yang
diisolasi dari protein hindroksilat merupakan alfa-asam amino, yaitu gugus
karboksil daan amino terikat pada atom karbon yang sama. Yang membedakan asam
amino satu sama lain adalah rantai cabang atau gugus R-nya. R berrkisar dari
satu atom hidrogen (H) sebagaimana terdapat pada asam amino paling sederhana
glisin ke rantai karbon lebih panjang, yaitu hingga 7 atom kaarbon.
Asam amino terdiri dari asam amino esensial dan asam amino
non esensial. Asam
amino esensial yaitu treonin, triptofan, lisin, leusin, valin → histidin,
arginin, metionin, isoleusin, fenilalanin sedangkan asam amino non esensial
yaitu serin, alanin, glisin, asparadin → sistein, asam aspartat,
tirosin, glutamin, asam glutamat.
è KLASIFIKASI PROTEIN
Protein terdapat dalam bentuk serabut, globular, dan
konjugasi.
1.
Protein
bentuk serabut
Protein
bentuk serrabut terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang
terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik
protein serabut adalah rendahnyadaya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang
tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Proteinini terdapat dalam
unsur-unsur struktur tubuh.
a.
Kolagen merupakan protein utama
jaringan ikat. Kalogen tidak larut air, mudah berubahmenjadi gelatin bila
direbus dalam air, asam encer atau alkali. Kalogen tidak mengandung triptofan
tapi banyak mengandung hidroksiprolin. Sebanyak 30% protein total manusia
adalah kalogen.
b.
Elastin terdapat dalam urat, otot,
arteri dan jaringan elastis lain. Elastin tidak dapat diubah menjadi gelatin.
c.
Keratin adalah protein rambut dan
kuku. Protein ini banyak mengandung sulfur dalam bentuk sistein. Rambut manusia
mengandung 14% sistein.
d.
Miosin merupakan protein utama serat
otot.
2.
Protein
globular
Protein
ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah di bawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi.
a.
Albumin terdapat dalam telur, susu,
plasma, dan hemoglobin
b.
Globulin terdapat dalam otot, serum,
kuning telur dan biji tumbuh-tumbuhan
c.
Histon terdapat dalam
jaringan-jaringan kelenjar tertentu seperti timus dan pangkreas.
d.
Protamin dihubungkan dengan asam
nukleat.
3.
Protein
konjugasi
Protein
konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan nonaasam
amino. Gugus ini dinamakan gugus prostetik.
a.
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan asam nukleat dan
mengandung 9-10% fosfat. Nukleoprotein adalah kombinasi antara protein dengan
karbohidrat dalam jumlah besar.
b.
Lipoprotein adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan
lipida. Lipoprotein terdapat ddalam plasma dan berfungsi sebagai pengangkut
lipida dalam tubuh.
c.
Fosfoprotein adalah protein yang terikat melalui ikatan ester
dengan asam fosfat seperti pada kasein dalam susu.
d.
Mettaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral, seperti
feritin dan hemosiderin dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga, dan seng.
Karbohidrat bukanlah satu-satunya
zat makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Zat makanan
lain, seperti lemak dan protein dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Tentu saja tahap-tahap reaksinya tidak sama dengan metabolisme karbohidrat.
Protein yang memiliki sistem
pencernaan akan dipecah oleh enzim protease menjadi asam amino.
Selanjutnya, asam amino mengalami reaksi deaminasi sehingga dihasilkan NH3
atau gugus amin dan asam keto. Pada mamalia pada umumnya, gugus Amin
atau NH3 diubah menjadi urea dan dikeluarkan sebagai urine.
Sementara itu, asam keto dapat memasuki reaksi glikolisis atau Siklus Krebs.
| ||
BAB
II
PEMBAHASAN
DEFINISI KWASHIORKOR
Kwashiorkor
adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang
berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi
kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar
merupakan salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai
Malnutrisi Energi Protein (MEP) dengan beberapa karakteristik berupa edema dan
kegagalan pertumbuhan ,depigmentasi, hyperkeratosis.
Penyakit
ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di dunia ini, terutama
sekali pada Negara berkembang (seperti Afrika, Asia, Amerika Tengah, Amerika
Selatan, dan bagian-bagian termiskin di Eropa) dan wilayah yang masih
terkebelakangan bidang industrinya serta sering terjadi pada golongan umur
tertentu yaitu bayi pada masa menyusui dan pada anak prasekolah, 1 hingga 3
tahun yang merupakan golongan umur yang relatif memerlukan lebih banyak protein
untuk tumbuh sebaik-baiknya.
Banyak
hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah
menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak
seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih, kwashiorkor dapat muncul bahkan
ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan
adat atau ketidaktahuan (kurangnya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan
keseimbangan nutrisi yang baik.
PERBEDAAN ANTARA MARASMUS DAN
KWASHIORKOR
MARASMUS
|
KWASHIORKOR
|
- Anak
tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
- Wajah
seperti orang tua
- Cengeng,
rewel
- Perut
cekung
- Kulit
keriput
- Sering
disertai diare kronik atau sembelit
|
- Edema
di seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki
- Wajah
membulat dan sembab
- Pandangan
mata sayu
- Cengeng,
rewel, kadang apatis
- Rambut
berwarna kepirangan, kusam dan mudah dicabut
- Otot
mengecil, teramati terutasa saat berdiri dan duduk
- Bercak
merah coklat pada kulit, yang dapat berubah hitam dan mengelupas
- Menolak
sigala jenis makanan (anoreksia)
- Sering
disertai anemia, diare dan infeksi
|
Sumber tabel : Kelas Santa Teresa.
2010. Makalah Kwashiorkor pada Anak. Bandung. Prodi DIII Keperawatan
STIS Santo Borromeus
METABOLISME PROTEIN PADA
KWASHIORKOR
Pencernaan protein menghasilkan asam amino.sebagian besar
asam amino digunakan untuk pembangunan protein tubuh. Bila ada kelebihan atau
bila tidak tersedia cukup karbohidrat dan lemak untuk kebutuhan energi,
sebagian asam amino dipecah melalui jalur yang sama dengan glukosa untuk
menghasilkan energi. Asam amino lain langsung memasuki siklus TCA untuk
menghasilkan energi.
Dalam keadaan normal Dua puluh sampai tiga puluh gram protein dipecahkan
dan digunakan untuk menhasilakan zat kimia tubuh lainnya setiap hari. Oleh
sebab itu, semua sel harus terus menerus membentuk protein baru untuk
menggantikan protein yang telah dihancurkan, dan suplai protein dalam makanan
dibutuhkan untuk memenuhi tujuan ini. Seorang manusia dapat mempertahankan
cadangan protein normal asalkan asupan hariannya di atas 30 sampai 55 gram.
Sebagian protein tidak mempunyai jumlah asam amino
esensial yang cukup dan oleh karena itu tidak dapat dipergunakan untuk
membentuk protein tubuh. Protein seperti itu disebut protein parsial, dan bila
jumlahnya banyak dalam diet, maka kebutuhan harian protein akan lebih besar
dari normal. Contoh khusus defisiensi diet yang disebabkan oleh protein parsial
terdapat dalam diet sebagian besar penduduk asli Afrika yang makanannya
terutama dari jagung. Protein jagung hampir tidak mengandung triptofan; salah
satu asam amino esensial; oleh sebab itu, secara sederhana, seluruh diet
penduduk asli Afrika ini hampir sama sekali kekurangan protein. Akibatnya, pada
penduduk asli ini khususnya pada anak-anak, mengalami sindron defisiensi
protein yang disebut kwashiorkor, yang meliputi kegagalan pertumbuhan, letargi,
depresi mental dan edema lipoprotein.
Pada penderita Kwashiorkor, asupan protein dari makanan
kurang sehingga menyebabkan neraca protein negatif (keluaran
bebih banyak masukan) sehingga
asam amino dalam darah, hati dan intrasel mengalami defisiensi yang menyebabkan
proses metabolisme selanjutnya terganggu.
PATOGENESIS
Pada
kwashiorkor yang klasik, terjadi edema dan perlemakan hati disebabkan gangguan
metabolik dan perubahan sel. Kelainan ini merupakan gejala yang menyolok. Pada
penderita defisiensi protein, tidak terjadi katabolisme jaringan yang
berlebihan, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori yang
cukup dalam dietnya. Namun, kekurangan protein dalam dietnya akan menimbulkan
kekurangan berbagai asam amino esensial yang dibutuhkan untuk sintesis.
Oleh
karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan
meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang
tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan
penyebabnya kurang pembentukan albumin oleh hepar, sehingga kemudian timbul
edema.
Perlemakan
hati disebabkan gangguan pembentukan lipoproteinbeta sehingga transportasi
lemak dari hati ke depot lemak juga terganggu dan akibatnya terjadi akumulasi
lemak dalam hepar.
GEJALA YANG DITUNJUKAN
1. Edema
di seliuruh tubuh, terutama pada punggung kaki
2. Wajah
membulat dan sembab
3. Pandanganmata
sayu
4. Peubahab
status mental seperyi cengeng, rewel, terkadang apatis
5. Rambut
berwarna kepirangan, kusam dan mudah dicabut
6. Otot
mengecil, teramati terutama saat berdiri dan duduk
7. Bercak
merah coklat pada kulit yang dapat berubah hitam dan mengelupas
8. Menolak
segala jenis makanan (Anoreksia)
9. Sering
disertai anemia, diare dan infeksi
DIAGNOSA
Untuk
menegakkan diagnosis kwashiorkor ini bisa kita lihat melalui pemeriksaan fisis
dan pemeriksaan laboratorium. Dari pemeriksaan fisis yang pertama adalah
inspeksi, dapat kita lihat fisik penderita secara umum seperti yang telah
dijelaskan diatas antara lain edema dan kurus, pucat, moon face, kelainan kulit
misalnya hiperpigmentasi, crazy pavement dermatosis. Pada palpasi ditemukan
hepatomehali
Sementara
untuk pemeriksaan laboratorium ada beberapa hal yang penting diperhatikan
berupa :.
a. tes
darah (Hb, glukosa, protein serum, albumin)
b. kadar
enzim pencernaan
c. biopsi
hati
d. pemeriksaan
tinja & urin
Perubahan
yang paling khas adalah penurunan konsentrasi albumin dalam serum. Ketonuria
lazim ditemukan pada tingkat awal karena kekurangan makanan, tetapi sering
kemudian hilang pada keadaan penyakit lebih lanjut.
Kadar
glukosa darah yang rendah, pengeluaran hidrosiprolin melalui urin ,kadar asam
amino dalam plasma dapat menurun, jika dibandingkan dengan asam-asam amino yang
tidak essensial dan dapat pula ditemukan aminoasiduria meningkat.
Kerap
kali juga ditemukan kekurangan kalium dan magnesium. Terdapat juga penurunan
aktifitas enzim-enzim dari pancreas dan xantin oksidase, tetapi kadarnya akan
kembali menjadi Normal segera setelah pengobatan dimulai.
KASUS
Seorang
pasien bernama An. Handayani (3,5 tahun) bersama ibunya datang ke poliklinik
anak sebuah rumah sakit negri. Dari anamnesis ibunya, dikeluhkan bahwa beberapa
bulan terakhir anaknya hilang nafsu makan, rewel dan rambutnya mudah rontok
jika disisir.
Dari
pemeriksaan fisik di dapatkan hasil:
- Berat
badan 10 kg dengan lingkar lengan atas 8 cm
- terjadi
edema yang bersifat pitting
- terjadi
pembengkakan hepar
- terdapat
caries gigi
Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil :
- kadar
albumin serum : 2.1 g/dl
- kadar
kolesterol serum :156 mg/dl
- kadar
glukosa darah : 65 mg/dl
PEMBAHASAN
Dari anamnesis ibu pasien dan dari
beberapa pemeriksaan yang dilakukan, pasien diduga atau didiagnosa mengalami kwashiorkor.
Hal ini diperkuat dengan ciri khas dari kwashiorkor yaitu rambut kepala yang
mudah tercabut tanpa rasa sakit dan menjadi kemerahan. Rambut mudah rontok dikarenakan kekurangan protein,
vitamin A, vitamin C dan vitamin E. Karena keempat elemen ini merupakan nutrisi yang penting bagi rambut.
Pasien juga dikeluhkan bahwa sulit untuk makan atau hilangnya nafsu makan (anorexia), hal ini bisa terjadi karena penyakit akibat defisiensi gizi, psikologik seperti suasana makan, pengaturan makanan dan lingkungan.
Selain
itu dari pemeriksaan fisik juga ditemukan ciri khas dari kwashiorkor yaitu edema
yang bersifat pitting. Pitting edema
disebabkan oleh kurangnya protein, sehingga tekanan onkotik intravaskular
menurun. Jika hal ini terjadi, maka terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial.
Plasma masuk ke intertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita
kwashiorkor tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi natrium.d Padahal natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan
tubuh. Pada penderita kwashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi
multinutrien. Ketika ditekan, maka plasma pada intertisial lari ke daerah
sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh membran sel. Untuk kembalinya
membutuhkan waktu yang lama karena posisi sel yang rapat. Edema biasanya
terjadi pada ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik
dan onkotik. Edema ini biasanya terjadi
karena hipoalbuminemia dan hormonal akibat darigangguan eliminasi ADH.
Adanya
hepatomegali terjadi karena kekurangan protein. Jika terjadi kekurangan
protein, maka terjadi penurunan pembentukan lipoprotein. Hal ini membuat
penurunan VLDL dan LDL. Karena penurunan VLDL dan LDL, maka lemak yang ada di
hepar sulit ditransport ke jaringan-jaringan, pada akhirnya penumpukan lemak di
hepar.
BAB
III
KESIMPULAN
·
Protein
merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup.
·
Karbohidrat
bukanlah satu-satunya zat makanan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi. Zat makanan lain, seperti lemak dan protein dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi. Tentu saja tahap-tahap reaksinya tidak sama
dengan metabolisme karbohidrat
·
Kwashiorkor adalah satu bentuk
malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi
energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.
·
Kasus kwashiorkor sering terjadi pada
golongan umur tertentu yaitu bayi pada masa menyusui dan pada anak prasekolah,
1 hingga 3 tahun yang merupakan golongan umur yang relatif memerlukan lebih banyak
protein untuk tumbuh sebaik-baiknya.
·
Pada
penderita Kwashiorkor, asupan protein dari makanan kurang sehingga menyebabkan
neraca protein negatif (keluaran bebih banyak masukan) sehingga asam amino dalam darah, hati dan
intrasel mengalami defisiensi yang menyebabkan proses metabolisme selanjutnya
terganggu.
·
Untuk menegakkan diagnosis kwashiorkor
ini bisa kita lihat melalui pemeriksaan fisis (Penampilan Umum,
Pengukuran Antopometri, rambut, kulit, gigi, tulang, hati, dan lain-lain
) dan pemeriksaan laboratorium (kdar albumin serum, kadar kolesterol serum,
globulin serum, kadaar asam amino essensial dalam plasma, dan lain-lain)
·
Ciri khas dari penyakit kwashiorkor
dapat dilihat dari rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit dan
menjadi kemerahan, edema yang bersifat pitting dan pembesaran hepar.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Buku
Kuliah ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1985
2. Dr.
Lisal Sp.A., Diktat Kuliah Ilmu Gizi Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Universitas Hasanuddin
3. Robert
M. Kliegman MD, Hal B. Jenson MD, Nelson Essential of Pediatrics 5th Edition,
Elsevier Saunders, 2000
4. Scheinfeld
NS. Protein Energy Malnutrition. Emedicine.com. http://www.emedicine.com/derm/topic797.htm
5. Benjamin
W. Van Voorhees, MD, MPH, Assistant Professor of Medicine and Pediatrics,
Article on Kwashiorkor, University of Chicago, Verimed Healthcare Network,
http//www.medlineplus.com
6. Repulika
Company, Kwasiorkor, Republika Online, http://www.republika.co.id
7. Anonymous.
Malnutrisi. Medicastore.com. http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=10&iddtl=628
8. Sembiring, L dan Sudjino. 2009.
Biologi : Kelas XII untuk SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta, p. 282.
9. Subardi, Nuryani, dan S. Pramono.
2009. Biologi : Kelas XII untuk SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 114.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar